Sabtu, 10 Januari 2009

Bisnis

Bisnis Perdaganagan.

Perdagangan merupakan urat nadi perekonomian bangsa. Perdagangan telah ada seiring dengan perkembangan peradaban manusia, dari yang primitif, barter sampai perdagangan modern saat ini. Umumnya negara yang menguasai perdagangan saat ini menjadi negara yang mempunyai perokonomian kuat, contohnya China dan Singapura.

Rangkain aktivitas bisnis perdagangan sangatlah sederhana hanya terdiri atas tiga aktivitas, yaitu:

  1. Pembelian

Pembelian barang harus dibuatkan kalkulasi atau perhitungan mengenai harga pokok pembelian. Hal ini akan menentukan HPP (harga pokok penjualan) barang dan margin yang di harapkan serta daya saing berang tesebut di pasaran.

  1. Penyimpanan

Dalam aktivitas ini perlu diperhitungkan besarnya biaya penyimpanandan persediaan barang dagangan, karena akan menetukan efesiensi penggunaan modal kerja dalam persediaan. Oleh karena itu, kualitas fasilitas dan kapasiatas pergudangan harus mendapat perhatian.

  1. Penjualan.

Aktivitas penjualan menuntut taktik dan strategi pemasaran yang baik.

Skemanya dapat dilihat sebagai berikut:

A. Bisnis Perdagangan Umum

Sesuai barang yang diperdagangkan, jenis aktivitas perdagangan umum antara lain:

¨ Perdagangan sembako ( Sembilan bahan pokok )

¨ Perdagangan klontongan / prancangan

¨ Perdagangan bahan bangunan

¨ Perdagangan peralatan elektronik / listrik

¨ Perdagangan hasil bumi

¨ Dan lain-lain.

Secara umum tidak terdapat hal-hal khusus yang harus dikupas lebih mendalam dalam perdagangan ini karena hampir seluruh Account Officer (AO) telah memahami sifat bisnis ii dan portofolio kresit kanca sebagian besar terkonsentrasi di sektor ini. Namun perlu disampaiklan resiko yang mungkin timbul dari aspek kritis.

  1. Aspek Kritis

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan AO dalam bisnis antara lain:

a. Sifat produk / barang dagangan. Apakah mudah rusak, mudah terbakar, pecah, dan lain-lain, sehingga diperlukan penangan khusus.

b. Sumber pengadaan barang dagangan, dari mana sumber barang dagangan di dapat, apakah dari produsen langsung, distributor, agen, dll. Hal tersebut akan menentukan tingkat harga jual dan tingkat persaingan yang akan dimasukinya.

c. Kontinyuitas pengadaan barang dagangan.

d. Cara pembayaran pengadaan barang, apakah tunai atau kredit. Bila kredit perlu diteliti rata-rata umur hutang dagang, dan bagaimana penangannya bila terhadap piutang tak tertagih.

e. Fasilitas gudang / ruang penyimpanan barang yang dimiliki pedagang. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kualitas barang yang belum sempat terjual.

f. Cara pemasaran dan tenaga penjual yang dimiliki.

Khusus perdagangan hasil pertanian (hasil bumi), faktor yang harus diperhatikan adalah:

a. Musim, faktor ini mempengaruhi pengadaan produk hasil pertanian

b. Kemampuan dalam grading atau pemilihan kualitas produk

c. Untuk produk yang mudah rusak (perishable goods) harus didukung fasilitas cold storage yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas

d. Peraturan atau kebijakan pemerintah.

  1. Skim kredit

Skim kredit yang dapat diberikan untuk kredit ini dapat dalam bentuk KI, KMK, (KMK dasar dan atau Musiman) ataupun gabungan KI dan KMK desusaikan dengankebutuhan debitur.

B. Bisnis Market

Sejalan dengan perbaikan taraf kehidupan masyarakat Indonesia, tingginya tingkat pendidikan, dan beragamnya tingkat kegiatan sehari-hari, serta tuntutan kenyamanan dan kemanjaan dalam berbelanja baik untuk pemenuhan hidup sehari-hari (pangan), sandang maupun kebutuhan lainnya, saat ini keberadaan pasar dengan fasilitas modern telah menjadi kebutuhan masyarakat indonesia terutama untuk masyarakat modern (perkotaan).

Dengan waktu belanja yang sangat terbatas mereka menginginkan sebisa mungkin berbelanja di satu tempat dimana segala kebutuhannya terpenuhi, ditambah fasilitas yang nyaman (ruangan Ber AC), tempat parkir yang luas dan mudah. Fenomena inilah yang akhirnya melahirkan adanya Minimarket, Supermarket, Departement Store, dan Hypermarket.

  1. Ciri-ciri

Sesuai dengan item barang dan space ruangan yang dimiliki masing-masing jenis usaha dimaksud dicirikan sebagai berikut:

a. Minimarket, kegiatan utama yang dilakukan adalah menjual kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako), item barang yang dijual sebagian besar untuk kebutuhan masyarakat setempat, dan ruangan yang digunakan masih sempit. Contohnya Indomarket, Alfa minimarket, dll.

b. Departement Store, kegiatan usaha terfokus pada produk-produk fashion (pakaian), contohnya Matahari, Ramayana, Sarinah, Sogo, Pasaraya, Borobudur, Rimo, Metro, Yogya, Pojok Busana, dll.

c. Supermarket, kegiatan yang dilakukan merupakan gabungan dari Minimarket dan Departemen Store, namun item yang dijual lebih banyak dan ruangan lebih luas dan modern. Contohnya Hero, Matahari, Golden Trully, Tomang Tol, Tip Top, Mitra, Galael, Sri Ratu, dll.

d. Hypermarket, kegiatan usaha hampir sama dengan Supermarket, namun dengan item barang yang jauh lebih banyak dan ruangan yang jauh lebih luas dengan tenaga counter yang lebih banyak. Contohnya Mega Mall, Makro, Carrefur, Goro, Alfa Super Grosir, Indo Grosir, The Club Store, dll.

  1. Potensi Pasar dan Tingkat Persaingan.

Meskipun usaha di sektor ini cukup perspektif, dimana sesuai data yang telah dihimpun majalah Swa pada edisi Desember 2000 yang memperkirakan pertumbuhan market siza sebagaimana Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Perkiraan Pertumbuhan Market Size per Sektor Industri 2001 (dalam miliar rupiah)

Sektor Industri

1999

Pertumbuhan (%)

2000

Pertumbuhan (%)

2001

Pertumbuhan (%)

Departement Store

5566

15,29

6679

20

8683

30

Supermarket

13480

19,77

16113

19,53

20947

30

Ritel-pakain

21920

10

25207

15

30249

20

Sumber : Swa No. 25/XVI/11-17 Des. 2000

  1. Karakteristik

Karakteristik masing-masing kelompok usaha tersebut adalah meliputi :

a. Supermarker / Departemen Store.

i. Pemilihan lokasi

Faktor lokasi merupakan salah satu faktor pentingpenunjang keberhasilan suatu departement store karena berkaitan erat dengan target pasar yang akan dicapai.

ii. Fasilitas gedung

Gedung umumnya dilengkapi dengan fasilitas yang lebih lengkap dan modern (AC, elevator, lift, area parkir, playground, food center)

iii. Pengaturan letak barang dan disain

Untuk memudahkan konsumen berbelanja maka barang harus dikelompokkan menurut jenis dan mereknya.

iv. Pelayanan belanja

Kualitas dan kuantitas pelayanan adalah yang terpenting. Misalnya Cashire Machine yang tidak memadai akan membuat antrean panjang saat pembayaran.

v. Sistem keamanan

Pencurian barang dagangan merupakan masalah serius yang mempengaruhi tingkat rentabilitas sebuah departement store, untuk itu perlu sarana untuk mencegahnya.

vi. Pola penjualan

Penjualan dalam partai kecil (eceran) umumnya dibayar secara tunai maupun dengan kartu kredit

vii. Pola pengadaan barang

Ummnya pembelian barang dilakukan secara beli putus dan konsinyasi (barang ekskluisif, barang bermerk, dan barang ekspor dan impor). Untuk pembayaran cash, bagi pedagang kecil maupun koprasi dibayar paling lama satu minggu, sedangkan untuk pedagang besar memakan waktu dua minggu hingga dua bulan. Kebijakan sistem pembayaran ini antar supermarket maupun departement store berlainan.

viii. Pola promosi

Hal ini akan sangat menetukan omset penjualan. Bahkan beberapa departement store dan supermarket telah menerbitkan majalah sendiri yang berisi informasi barang dagangan baik untuk karyawan maupun konsumen.

ix. Pola pembayaran

Selain pembayaran cash, dapat pula dengan kartu kredit. Bahkan beberapa supermarket dan departement store telah menerbitkan kartu keanggotaan untuk mengikat konsumennya.

x. Distribusi barang

Bagi supermarket dan departement store yang mempunyai jaringan toko cukup luas, pendistribusian barang jadi sangat penting. Hal ini untuk menghindari penumpukan skock di gudang yang dapat manambah beban biaya.

xi. Strategi dan kebijakan harga

Umumnya haraga di supermarket dan departement store ditekan sedemikian rendah yaitu dengan cara pembelian terpusat dalam jumlah yang besar. Biasanya supermarket dan departement store yang mempunyai jaringan toko, harga di semia tokonya adalah sama.

xii. Tingkat persaingan

Umumnya dengan perang diskon pada momen-momen tertentu.

b. Hypermarket

i. Pemilihan lokasi

Penempatan gerai makro mengambil dua posisi yaitu pusat keramaian dan pemukiman. Misalnya Carrefour memilih tempat di pusat-pusat keramaian.

ii. Pengadaan barang

Untuk pengisian barang dagangannya makro memiliki hubungan dengan distributor dan pabrik juga banyak mengikat kerjasama dengan KUD KUD supplier, khususnya untuk barang-barang makanan dan sayuran.

iii. Jenis barang

Jenis barang yang dijual sangat beraneka ragam mulai dari pakaian, elektronik, perlengkapan rumah tangga hingga makanan, karena prinsip hypermarket pusat perbelanjaan swalayan dibawah satu atap yang menyediakan berbagai pilihan produk berkualitas dengan harga murah.

iv. Strategi harga

Baik makro, Goro, maupun Carrefour dapat menentukan harga barang lebih murah dibanding dengan supermarket dan departement store karena perusahaan tersebut memotong jalur distribusi sehingga rantai pemasaran tidak terlalu panjang. Continent (sekarang tergabung dengan Carrefour) berani memberikan jaminan uang tunai kepada konsumen bila menemukan harga barang dalam hypermarket tersebut dijual lebih tinggi dibandingakan supermarket dan departement store.

v. Fasilitas

Faktor fisik yang membedakan hypermarket dengan supermarket dan departement store adalah space ruangan yang dimililki, rata-rata hypermarket memiliki

c. Minimarket

Keberadaan hypermarket (khususnya milik asing) disatu sisi menjadi alternatif belanja bagi konsumen, namun disisi lain menjadi malapetaka bagi peritel lokal. Masalahnya terletak pada harga yang murah pada hypermarket tersebut.

Untuk mengimbangi perkembangan hypermarket, periti lokal mengembangkan konsep minimarket. Konsep ini untuk menjangkau konsumen yang di pemukiman-pemukiman baru dan terletak relatif jauh dari pusat-pusat kota. Konsumen umumya dari kalangan kelas menengah dan bawah.

Yang cukup ekspansif dibisnis minimarket antara lain Indomarket (PT. Indomarko), Alfa Minimarket (PT. Alfa Retailindo), dan Star Market (PT. Hero Supermarket). Untuk Indomarket dan Alfa Minimarket dalam ekspansinya telah melakukan sistem waralaba.

Sabtu, 29 November 2008

Edited Picture

Contoh gambar-gambar hasil editan